Langsung ke konten utama

Kemaluan

Dulu, paha adalah bagian tubuh terlarang untuk diperlihatkan. Tapi sekarang, paha sudah dipamerkan di mana-mana. Bahkan selangkangan pun bukan hal tabu untuk diperlihatkan. Zaman sekarang sepertinya  kemaluan sudah tidak layak lagi di sebut kemaluan. Kemaluan sudah berubah menjadi kebanggaan.
Lihatlah di dunia maya, foto seronok dan film porno bertebaran. Pemerannya, baik laki-laki atau perempuan, tidak malu-malu untuk mempertontonkan bagian yang seharusnya disebut kemaluan.
 Di zaman serba canggih, membuat foto atau video benar-benar semudah membalik telapak tangan. Dengan perangkat seharga tiga ratus ribuan, tinggal tekan tombol "ambil" atau "rekam", maka jadilah foto atau video.
Yang aneh, dari sekian banyak foto atau video porno yang direkam sendiri, kebanyakan yang kelihatan adalah perempuan. Padahal seharusnya perempuan lebih memiliki rasa malu dibanding laki-laki.
Tampaknya rasa malu pada diri manusia semakin tipis, setipis sehelai benang yang melindungi kemaluan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pada Suatu Ketika", Film Animasi Transformer Dengan Rasa Indonesia

Sungguh luar biasa. Itulah rasanya kata-kata yang tepat untuk mengapresiasi film animasi karya Lakonanimasi ini. Film buatan anak   Indonesia   ini sangat bagus, dari sisi cerita ataupun gambarnya. Gerakannya sangat halus, tidak kaku sebagaimana film animasi buatan   Indonesia   yang lain. Film ini pun sangat bagus menggambarkan suasana   Indonesia .   Ada   bajaj, sepeda, sepeda motor besar Honda jaman dulu.   Ada   juga pak tua yang sedang makan mi rebus dengan mangkok bergambar ayam warna merah, seperti mangkok yang kebanyakan digunakan oleh penjual mie. Yang lebih salut lagi adalah lagu latarnya, sebuah lagu kasidah berjudul “Perdamaian”. Sayangnya film ini masih berdurasi pendek, versi film panjangnya mungkin keluar tahun 2012. Mudah-mudahan cepat keluar filmnya. Salut buat lakonanimasi. Dua buah jempol patut kita acungkan.

Kitalah Yang Mengubah Indonesia

         Seorang teman menulis di dinding Facebooknya: "Apa yang bisa diharapkan dari Indonesia?" Sebuah pertanyaan pesimis, dan bernada protes. Saya terusik, karena teman yang menulis adalah seorang pegawai negeri, aparatur pemerintah yang diberikan hak dan kewajiban untuk menjalankan fungsi negara. Saya tidak akan terusik, jika yang menulis demikian adalah orang biasa yang berada di luar sistem pemerintahan.          Indonesia adalah sebuah negara, di mana definisi negara adalah suatu wilayah yang didiami oleh sekumpulan orang dan memiliki pemerintahan berdaulat. Jadi sebenarnya Indonesia adalah kita, orang-orang yang mendiami wilayah dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Rote.  Tak peduli apakah ia presiden atau rakyat biasa.           Jika kembali ke pertanyaan apa yang bisa diharapkan dari Indonesia? Sebenarnya pertanyaan itu berbalik arah kepada kita, apa yang bisa diharapkan dari kita.  Karena sebenarnya Indonesia adalah kita, kitalah yang bertanggungjawab

Umat Capres

Saya cuma khawatir umat Islam di Indonesia sekarang bukan lagi umat nabi Muhamad SAW, tapi sudah menjadi umat Prabowo dan umat Jokowi. Lihatlah sekarang, mereka saling hina, saling caci, saling maki, hanya karena berbeda pilihan calon presiden. Padahal mereka sama-sama muslim. Ulama yang berada di fihak Jokowi dihina dan direndahkan oleh pendukung Prabowo, demikian juga sebaliknya. Sayangnya hal ini dilakukan oleh mereka yang taat beragama. Bagaimana mau membangun ukhuwah islamiyah jika hanya gara-gara beda dukungan capres saja sudah mau gontok-gontokan? Yang mau jihad, jihad untuk apa? Jihad untuk membunuh saudara sendiri hanya untuk kepentingan politik, apakah berpahala. Saya malah khawatir yang mati karena jihad politik bukan mati syahid, tapi mati modar. Bukan surga yang didapat, malah neraka jahanam. "Lupakan saja ukhuwah islamiyah. Lupakan juga Islam agama damai. Bahkan lupakan Islam adalah agama kebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar capres kita menang"