Langsung ke konten utama

Presiden Harus Pilihan Saya?

Jadi menurut anda Indonesia akan lebih baik jika hanya dipimpin oleh presiden pilihan anda? Dan jika dipimpin oleh presiden yang bukan pilihan anda, Indonesia akan menjadi menjadi lebih buruk?
Saya faham, anda berharap banyak pada presiden pilihan anda untuk membawa Indonesia  menjadi lebih baik. Seharusnya anda juga memahami, kami juga berharap demikian pada presiden pilihan kami.
Mengkritik presiden atau pemerintah itu boleh- boleh saja. Di zaman keterbukaan dan kebebasan menyatakan pendapat tentu hal itu tidak dilarang. Tapi tentu saja kritik yang disampaikan harus rasional, bukan kritik yang membabibuta. Sampaikanlah kritik yang dilandasi semangat untuk melakukan perbaikan, bukan kritik yang dilandasi oleh rasa amarah dan kebencian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

09 Juni 2015

Suatu perbuatan baik yang dimulai dengan niat baik akan menghasilkan kebaikan. Tapi suatu perbuatan baik yang tidak diiringi dengan niat baik akan menghasilkan dua hal, yakni kebaikan yang disertai keburukan.

Gardu Dahlan

Seperti kata Sudirman Said, menteri ESDM, harus dibedakan mana kejahatan dan mana kekeliruan. Korupsi, memperkaya diri sendiri itu kejahatan. Dalam kasus gardu PLN yang membuat Dahlan Iskan menjadi tersangka, adakah unsur memperkaya diri sendiri atau memperkaya orang lain dengan cara melanggar hukum? Kalau tidak ada, berarti itu bukan kejahatan. Sungguh disayangkan, para penegak hukum tidak bisa berdiri tegak di atas hukum. Mereka condong, kepada para penjahat yang menginginkan orang-orang yang berjuang untuk kebaikan rakyat disingkirkan. Entahlah...  Salut buat Dahlan Iskan, yang tidak berkoar-koar membela diri dan membentuk opini publik di media massa. Jika mau, tentu hal ini sangat mudah untuk dilakukan, apalagi dia adalah pemilik Jawa Post group, salah satu jaringan media terbesar di Indonesia. Dia lebih memilih diam, bahkan kepada wartawan  media massa miliknya sendiri. Dia hanya menggunakan media website pribadi yakni gardudahlan.com sebagai corong untuk menyampaikan penjelasa

Umat Capres

Saya cuma khawatir umat Islam di Indonesia sekarang bukan lagi umat nabi Muhamad SAW, tapi sudah menjadi umat Prabowo dan umat Jokowi. Lihatlah sekarang, mereka saling hina, saling caci, saling maki, hanya karena berbeda pilihan calon presiden. Padahal mereka sama-sama muslim. Ulama yang berada di fihak Jokowi dihina dan direndahkan oleh pendukung Prabowo, demikian juga sebaliknya. Sayangnya hal ini dilakukan oleh mereka yang taat beragama. Bagaimana mau membangun ukhuwah islamiyah jika hanya gara-gara beda dukungan capres saja sudah mau gontok-gontokan? Yang mau jihad, jihad untuk apa? Jihad untuk membunuh saudara sendiri hanya untuk kepentingan politik, apakah berpahala. Saya malah khawatir yang mati karena jihad politik bukan mati syahid, tapi mati modar. Bukan surga yang didapat, malah neraka jahanam. "Lupakan saja ukhuwah islamiyah. Lupakan juga Islam agama damai. Bahkan lupakan Islam adalah agama kebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar capres kita menang"